Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Pengertian Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial merupakan suatu pembeda
tinggi atau rendahnya kedudukan dan posisi dari seseorang di dalam kelompoknya,
jika dibandingkan dengan posisi yang di miliki orang lain didalam kelompok
tersebut maupun jika dibandingkan dengan kelompok lainnya. Tinggi atau
rendahnya posisi sosial tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam perbedaan
atau tolak ukur, seperti kekayaan yang dimiliki di bidang ekonomi, tingkat
pendidikan, nilai-nilai sosial, hingga perbedaan berdasar kekuasaan dan
wewenang sosialnya. Sedangkan menurut beberapa ahli, pelapisan sosial diartikan
sebagai berikut:
Max Weber – pelapisan sosial merupakan suatu
penggolongan orang-orang yang termasuk didalam suatu sistem sosial tertentu di
masyarakat kedalam suatu lapisan-lapisan hierarki yang didasarkan pada dimensi
kekuasaan dan prestise.
Prtirim A. Sorokin – pelapisan sosial
merupakan suatu stratifikasi sosial atau perbedaan anggota masyarakat ke dalam
suatu kelas-kelas yang tersusun secara hierarki atau bertingkat.
J. Bouman – pelapisan sosial merupakan suatu
golongan manusia yang ditandai dengan adanya kesadaran terhadap beberapa hak
istimewa di dalam cara hidupnya, sehingga menimbulkan suatu gengsi
kemasyarakatan.
Selain beberapa pengertian pelapisan sosial
diatas, Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi juga memberikan pendapatnya
mengenai pelapisan sosial, dimana menurut mereka pelapisan akan terus ada
selama ada sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat, sehingga pelapisan sosial
akan terjadi dengan sendirinya. Sesuatu yang dihargai tersebut dapat berupa
harta kekayaan, ilmu pengetahuan, hingga termasuk juga kekuasaan yang di miliki
oleh setiap individu-individu di dalam masyarakat yang bersangkutan. Oleh sebab
itu, pelapisan sosial merupakan suatu karakteristik
gejala sosial yang bersifat universal, dimana dapat
terjadi kapanpun dan di mana pun di dalam suatu lingkungan masyarakat.
Pelapisan sosial juga sering disebut sebagai
suatu stratifikasi sosial, karena stratifikasi sosial juga merupakan penempatan
individu atau kelompok pada lapisan-lapisan tertentu secara hierarki. Oleh
sebab itu, berbagai macam-macam
stratifikasi sosial atau bentuk-bentuk
stratifikasi sosial, sifat stratifikasi sosial, hingga contoh-contoh
stratifikasi sosial dapat juga digolongkan atau termasuk
sama dengan pelapisan sosial di masyarakat. Hal ini juga didasarkan pada
pengertian beberapa para ahli yang menggambarkan pelapisan sosial sebagai suatu
stratifikasi sosial di dalam kehidupan masyarakat. Sehingga tidak salah jika
kita menyebutkan atau memahami pelapisan sosial sebagai suatu stratifikasi
sosial, karena keduanya memang sama.
Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa, pelapisan sosial atau juga yang disebut sebagai stratifikasi
sosial merupakan suatu gejala sosial dimana terdapat pembedaan antar warga
masyarakat ke dalam suatu kelas-kelas sosial tertentu yang tersusun secara
bertingkat. Oleh sebab itu, wujud dari pelapisan sosial sendiri adalah adanya
suatu lapisan-lapisan sosial yang hadir di dalam kehidupan masyarakat. Lalu apa
saja contoh pelapisan sosial yang ada di masyarakat, berikut ini ada beberapa
penjelasan mengenai contoh pelapisan sosial dalam masyarakat.
Contoh Pelapisan Sosial
Banyak sekali contoh pelapisan sosial atau
juga dapat disebut sebagai contoh stratifikasi
sosial di masyarakat yang dapat diambil. Contoh-contoh
pelapisan sosial tersebut dapat didasarkan pada beberapa aspek kehidupan maupun
hal yang dapat dinilai, hingga proses terbentuknya dan sifat-sifat pelapisan
sosial sendiri. Berikut ini beberapa contoh pelapisan sosial di dalam
masyarakat berdasarkan pada beberapa aspek:
1. Contoh Berdasarkan Proses Terbentuknya
Pelapisan Sosial
Contoh pelapisan sosial juga dapat di lihat
dari proses terbentuknya pelapisan sosial di masyarakat, dimana terdapat dua
proses utama, yaitu:
Terjadi dengan sendirinya
Pelapisan sosial dapat terjadi dengan
sendirinya, seperti yang telah disebutkan diatas sebelumnya bahwa suatu
pelapisan sosial akan terjadi dengan sendirinya dimana pun dan kapan pun selama
masih ada sesuatu yang dapat dinilai atau dihargai oleh masyarakat. Contoh
pelapisan sosial berdasarkan pada proses ini adalah lapisan-lapisan sosial di
masyarakat yang didasarkan pada kekayaan. Dimana kekayaan seseorang adalah
sesuatu yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, maka ketika seseorang dengan
usaha kerasnya dapat mencapai kekayaan yang lebih maka secara sendirinya orang
tersebut akan tergolong dalam kelas sosial yang tinggi. Biasanya berdasarkan
kekayaan akan ada tiga kelas di dalam masyarakat, seperti kelas masyarakat
atas, kelas masyarakat menengah, dan kelas masyarakat bawah.
Terjadi karena sengaja di bentuk
Pelapisan sosial juga dapat terjadi karena
memang sengaja dibentuk, sebagai contoh nya adalah kelas-kelas atau tingkatan
di dalam suatu organisasi. Organisasi dibentuk dengan tujuan dan fungsinya
masing-masing, namun selain itu juga terdapat pembagian status sosial di dalam
organisasi tersebut agar dapat menjalankan peran dan wewenang nya sesuai dengan
yang dimiliki oleh masing-masing anggota organisasi.
2. Contoh Berdasarkan Sifat Stratifikasi
Sosial
Sifat pelapisan sosial juga dibagi menjadi
tiga macam yang sesuai atau sama dengan sifat-sifat
stratifikasi sosial, yaitu pelapisan sosial bersifat
tertutup, terbuka, dan campuran. Berikut ini beberapa contoh yang didasarkan
pada sifat pelapisan sosial itu sendiri:
Pelapisan
Sosial Tertutup
Pelapisan sosial tertutup merupakan pelapisan
yang didasarkan melalui sistem kelahiran dan keturunan, sehingga anggotanya
tidak dapat berpindah dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Sebagai contoh
adalah masyarakat Bali di Indonesia dan masyarakat negara India, dimana
keduanya menganut sistem kasta dari agama Hindu. Dimana terdapat empat kasta
dalam masyarakatnya yaitu Brahmana, Satria, Versia, dan Sundra yang didasarkan
pada sistem keturunan.
Pelapisan
Sosial Terbuka
Dalam pelapisan sosial terbuka, para
anggotanya dapat merubah golongan atau status sosial mereka, artinya anggota
masyarakat dapat naik maupun turun dari satu tingkatan ke tingkatan yang
lainnya di dalam kehidupan masyarakat. Kondisi tersebut di dorong dari adanya
usaha yang keras dan kemampuan atau keahlian yang dimilikinya. Sebagai contoh
adalah tingkat sosial yang dimiliki oleh seseorang di dunia bisnis. Dimana
terdapat dua kemungkinan, yaitu bisnisnya terus berkembang atau mengalami
penurunan dan bangkrut, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat sosialnya di
dalam masyarakat.
Pelapisan Sosial Campuran
Pelapisan sosial campuran merupakan
percampuran antar pelapisan sosial tertutup dan terbuka, dimana memungkinkan
tingkat sosial seseorang berubah pada batas-batas tertentu. Sebagai contoh
seperti, kedudukan seseorang yang berasal dari Bali dengan kasta sosialnya yang
tinggi belum tentu akan memiliki kedudukan tinggi pula saat berpindah ke daerah
lainnya. Karena di Bali merupakan sistem pelapisan sosial tertutup tetapi
ketika didaerah lain biasanya merupakan pelapisan sosial terbuka.
Selain beberapa contoh pelapisan sosial
diatas, ada pula contoh pelapisan sosial yang didasarkan pada hal yang dinilai
atau dihargai dalam masyarakat, seperti kekayaan, kekuasaan dan wewenang,
kehormatan, dan tingkat pendidikan. Berikut ini beberapa contohnya:
3. Contoh Pelapisan Sosial Berdasarkan
Kekayaan
Contoh pelapisan sosial berdasarkan kekayaan
adalah contoh yang paling mudah dilihat dalam kehidupan masyarakat, karena
kekayaan akan selalu menjadi hal yang dinilai di dalam kehidupan masyarakat.
Contohnya seperti kedudukan sosial sebagai seorang petani pemilik tanah, petani
penyewa dan penggarap, serta buruh tani. Jika dilihat dari contoh tersebut maka
ada tingkatan sosial yang mengarah pada peran sosial masing-masing yang
didasarkan pada kekayaan yang dimilikinya.
4. Contoh Pelapisan Sosial Berdasarkan
Kekuasaan dan Wewenang
Contoh yang paling mudah dari pelapisan
sosial berdasar pada kekuasaan dan wewenang adalah kedudukan sebagai presiden,
pemerintah, dan rakyat. Dimana tingkatan sosial yang dimiliki masing-masing
berbeda sehingga memberikan peran sosial dan hak-hak istimewa yang dapat
dijalankan juga berbeda-beda. Selain tingkatan sosialnya, status sosial yang
hasilkan dalam kehidupan masyarakat juga akan berbeda yang nantinya akan
berpengaruh juga pada kehormatan sosial.
5. Contoh Pelapisan Sosial Berdasarkan
Kehormatan
Salah satu contoh pelapisan sosial
berdasarkan kehormatan adalah adanya pemberian gelar pahlawan yang nantinya
akan dibandingkan dengan orang biasa. Yang mana tingkat sosial atau kehormatan
yang dimiliki seseorang dengan begitu banyak jasa seperti pahlawan akan lebih
tinggi dibandingkan dengan orang-orang biasa di dalam kehidupan dan
perkembangan masyarakat.
6. Contoh Pelapisan Sosial Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Contoh pelapisan sosial yang terakhir adalah
pelapisan sosial yang didasarkan pada tingkat pendidikan, dimana seseorang
dengan jenjang pendidikan tinggi akan mendapatkan kedudukan atau tergolong
dalam lapisan sosial di dalam masyarakat yang tinggi pula, begitu pun
sebaliknya. Tingkat pendidikan juga merupakan hal yang akan terus dinilai dan
di hargai di dalam masyarakat, tidak hanya akan berpengaruh terhadap tingkat
sosial atau kelas sosialnya di masyarakat, namun tingkat pendidikan juga akan
mempengaruhi bagaimana kehormatan yang akan diterima dalam kelangsungan
kehidupan bermasyarakatnya.
Perbedaan sistem pelapisan sosial
Menurut sifatnya, sistem pelapisan dalam
masyarakat dibedakan menjadi:
1) Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
Dalam sistem ini, pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam sistem yang tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Di India, sistem ini digunakan, yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
>Kasta Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
>Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua;
>Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
>Kasta sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
Paria : golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum gelandangan, peminta,dsb.
Dalam sistem ini, pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam sistem yang tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Di India, sistem ini digunakan, yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
>Kasta Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
>Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua;
>Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
>Kasta sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
Paria : golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum gelandangan, peminta,dsb.
2) System pelapisan masyarakat yang terbuka
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
– Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
– Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
– Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
– Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
3) System pelapisan social campuran
Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
4. Beberapa teori tentang pelapisan
sosial
Bentuk konkrit daripada pelapisan masyarakat
ada beberapa macam. Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti:
a. Masyarakat terdiri dari Kelas Atas (Upper Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
b. Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
c. Sementara itu ada pula sering kita dengar : Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class), Kelas Menengah Ke Bawah (Lower Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
a. Masyarakat terdiri dari Kelas Atas (Upper Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
b. Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
c. Sementara itu ada pula sering kita dengar : Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class), Kelas Menengah Ke Bawah (Lower Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
Para pendapat sarjana memiliki tekanan yang
berbeda-beda di dalam menyampaikan teori-teori tentang pelapisan masyarakat.
seperti:
• Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada yang kaya, menengah, dan melarat.
• Prof.Dr.Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan bahwa selama didalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
• Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.
• Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah.
• Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
Dari apa yang diuraikan diatas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakatke dalam lapisan-lapisan sosial adalah sebagai berikut :
• Ukuran kekayaan :Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran; barangsiapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, temasuk lapisan sosial paling atas.
• Ukuran kekuasaan : Barangsiapa yang mempunyai kekuasaan atau wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas
• Ukuran kehormatan : ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, menduduki lapisan sosial teratas.
• Ukuran ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadang-kadang menjadi negatif, karena ternyata bukan ilmu yang menjadi ukuran tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala mecam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun secara tidak halal.
Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif (terbatas),tetapi masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat dipergunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan.
• Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada yang kaya, menengah, dan melarat.
• Prof.Dr.Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan bahwa selama didalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
• Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.
• Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah.
• Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
Dari apa yang diuraikan diatas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakatke dalam lapisan-lapisan sosial adalah sebagai berikut :
• Ukuran kekayaan :Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran; barangsiapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, temasuk lapisan sosial paling atas.
• Ukuran kekuasaan : Barangsiapa yang mempunyai kekuasaan atau wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas
• Ukuran kehormatan : ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, menduduki lapisan sosial teratas.
• Ukuran ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadang-kadang menjadi negatif, karena ternyata bukan ilmu yang menjadi ukuran tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala mecam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun secara tidak halal.
Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif (terbatas),tetapi masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat dipergunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan.
B.KESAMAAN DRAJAT
1.Kesamaan drajat
Kesamaan
derajat adalah sifat perhubungan antara manusia dengan lingkungan masyarakatnya
umumnya simbiosis artinya sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan
kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah negara dan
kepada sesama masyarakat
Setiap warganegara memiliki hak dan kewajiban
yang sama dalam memperole h kehidupan. Manusia dengan lingkungan memiliki
hubungan timbal balik artinya masing-masing memiliki hak dan kewajiban sama
besarnya. Setiap warga negara khususnya Indonesia dijamin kebebasannya dalam
memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
2. Persamaan Hak
Negara Republik Indonesia, menganut asas
bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan. Hukum ini dibuat dengan maksud untuk melindungi dan mengatur
masyarakat secara umum Ada empat pasal yang memuat ketentuan tentang hak asasi
manusia yakni pasal 27,28,29 dan 31.
Pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa ;Segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan Pemerintahan dan wajib
menjujung hukum dan pemerintahan tanpa kecuali.
Pasal 27 Ayat 2 ; hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 ; kemerdekaan berserikat dan berkumpul , mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang.
Pasal 29 ayat 2 ; Kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara.
Pasal 31 ; (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (2) pemerintah mengusahakan dan menyelnggarakan suatu sistem pengajaran nasional , yang diatur dengan Undang-Undang.
Pasal 27 Ayat 2 ; hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 ; kemerdekaan berserikat dan berkumpul , mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang.
Pasal 29 ayat 2 ; Kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara.
Pasal 31 ; (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (2) pemerintah mengusahakan dan menyelnggarakan suatu sistem pengajaran nasional , yang diatur dengan Undang-Undang.
Contoh Kesamaan Derajat
Dalam lingkungan Berbangsa dan Bernegara :
1. Dibentuknya lembaga peradilan untuk
menegakkan hukum dan keadilan.
2. Adanya kebebasan dan pengakuan dalam
memperoleh pendidikan, pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Pemerintah memberikan hak dan kewajiban
yang sama kepada warga negaranya.
Dalam lingkungan Masyarakat :
1. Aktif dalam musyawarah, kerja bakti dalam
masyarakat.
2. Aktif dalam kegiatan social di masyarakat.
Dalam lingkungan Sekolah :
1. Sekolah memberikan hak dan kewajiban yang
sama kepada murid.
2. Jika ada murid terkena musibah, maka guru
dan teman-temanya membantu.
Dalam lingkungan Keluarga :
1. Orangtua bersikap demokratis.
2. Orangtua memberikan hak dan kewajiban yang
sama kepada anak-anaknya.
3. Apabila salah satu anggota keluarga
membutuhkan bantuan, maka seluruh keluarga berusaha membantu.
REVERENSI
Komentar
Posting Komentar